“Galih
ono undangan pembuatan KTP ELEKTRIK soko kelurahan, jum’at 10
Februari jam 8. Kowe bali Pati ora?”
Begitulah sms dari
ayunda yang mengabarkan tentang undangan untuk foto KTP elektrik. Yah
pemerintah memang baru baru ini menerapkan kebijakan tentang
penggantian KTP regular ke KTP elektrik. “Akhirnya sampai di Pati
juga, wach harus pulang niech” begitu yang terlintas di pikiranku
waktu itu. Selain untuk mengobati rasa penasaran menganai apa sich
KTP elektrik itu juga agar dapat gratis, soalnya kalo ngurusnya besok
bosek ntar mbayar lagi hehehe.
Katanya siech KTP
elektrik bisa menyimpan data gitu, yaaa kayak kartu kredit atau kartu
ATM. Jadi setiap orang akan memiliki data sendiri sendiri mengenai
alamat, tempat dan tanggal lahir, sidik jari dan retina. Hal tersebut
untuk menghindari orang untuk memiliki dua KTP atau lebih soalnya
datanya akan langsung terpusat on line gitu. Dengan adanya hal
tersebut nantinya akan diketahua tingkat populasi Indonesia yang
sesungguhnya beserta tingkat pertumbuhan penduduknya dari tahun
ketahum. Namun yang paling penting adalah data yang tersimpan akan on
lina dan dapat diakses dari mana saja untuk kepentingan tertentu.
Misalnya kalo ada kejahatan dengan sidik jari yang telah
teridentifikasi, maka polisi tinggal memasukkan sidik jarinya terus
enter dech. Biar computer yang mencarinya sendiri. Wach berasa kayak
film film polisi diluar negri ya. Itu baru katanya sich belum tentu
langsung bisa seperti itu juga. Namun ada kemungkinan kearah itu.
ini KTP lama, kalo yang elektrik haru sabar nunggu
Maka dengan
bermodal bismillah pada hari kamis 9 Februari aku menempuh perjalanan
melintang pulau Jawa untuk pulang kerumah. Bersama beberapa pejuang
yang setia menemaniku(akan dijelaskan diartikel lain) aku menempuh
perjalanan dari Jogja menuju Pati, lewat Semarang. Setelah basah
kehujanan diperjalanan akhirnya sampai juga diruman. Mengeringkan
badan dan melakukan perbaikan gizi tentu taklupa dilakukan.
Keesokan paginya
pukul 7:30 setelah dipaksa mandi oleh ibunda kami sekeluarga pun
berangkat. Tiba ditempat ternyata sudah lumayan rame juga, registrasi
dulu seperti biasa, ngambil nomer antrian. Sabar menunggu antrian,
budayakan antri ya , , , . Akhirnya setelah beberapa saat tibalah
giliranku. Proses pertama, foto dulu, kemudian tanda tangan, cap
sidik jari beberapa kali, pengambilan foto retina mata n tanda tangan
lagi. Penyesuaian data seperti pekerjaan, status, golongan darah dan
lain lain. Selesau kami diperbolehkan pulang dech
Kok aneh ya
pikirku. Terus kapan KTP nya bisa jadi? Wach kalo itu kurang, katanya
udah ada yang foto dari 4 bulan lau namun belum juga jadi KTPnya.
Yaaah masih harus sabar menunggu niech. Yasudahlah ambil sisi
positpnya aja. Bisa pulang, perbaikan gizi, n tinggal nunggu aja,
walaupun belum pasti kapan.
Beberapa yang hal
yang perlu dicermati bahwa belum adanya pengambilan sempel darah atau
DNA tiap orangnya. Mungkin untuk yang satu itu beribet ya. Bayangin
aja berapa container sempel darah yang harus disimpan untuk diteliti
dan dimasukkan datanya. Heheheh namanya juga masukan yang inspiratif
walau kadang terlalu imajinatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar