Buku novel Negeri 5
Menara tentunya sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia,
khususnya bagi penggemar novel. Buku pertama dari trilogi karya A
Fuadi ini telah menyedot banyak perhatian dari para pembacanya. Buku
yang telah diterbitkan sejak Juli 2009 ini telah meraih Best Seller
Nasional dan berbagai penghargaan. Pujian pun membanjir dari berbagai
pihak, trilogi Negeri 5 Menara juga disebut sebut sebagai salah satu
buku yang sangat inspiratif, banyak yang mengatakan trilogy ini
sejajar dengan tetralogi karya Andrea Hirata.
Bukan untuk membandingkan kedua karya besar ini sich karena memang keduanya memiliki gaya penulisan, gaya bahasa dan penceritaan yang berbeda, walaupun tema yang dijadikan intinya adalah mirip. Sama sama bercerita tentang anak daerah dari luar Jawa dengan segala keterbatasannya yang berjuang mewujudkan mimpi dan cita citanya dan belajar keluar negri. Hampir sama dengan Andrea Hirata, semenjak Negeri 5 Menara laris manis dipasaran kini A fuadi sang penulis jadi sering diundang mengisi berbagai acara. Dari kampus kampus ke televisi televisi dan juga keliling Indonesia untuk menyebarkan motivasi positip ke jutaan anak muda. Sama seperti Novel Laskar Pelangi, Negeri 5 Menara pun akan difilmkan. Namun lama ditunggu kabar ini tak juga menemui titik terang, Namun intinya “sedang dalam proses” begitulah. Lama ditunggu justru buku kedua dari trilogy ini yang mucul duluan. Ranah 3 Warna adalah buku lanjutan dari Negeri 5 Menara, bercerita tentang alif yang telah lulus dari pondok madani dan berjuang untuk kuliah dan keluar negri. Tidak memakan waktu lama buku ini pun meraih predikat Best Seller Nasional sama seperti buku pendahulunya.
Bukan untuk membandingkan kedua karya besar ini sich karena memang keduanya memiliki gaya penulisan, gaya bahasa dan penceritaan yang berbeda, walaupun tema yang dijadikan intinya adalah mirip. Sama sama bercerita tentang anak daerah dari luar Jawa dengan segala keterbatasannya yang berjuang mewujudkan mimpi dan cita citanya dan belajar keluar negri. Hampir sama dengan Andrea Hirata, semenjak Negeri 5 Menara laris manis dipasaran kini A fuadi sang penulis jadi sering diundang mengisi berbagai acara. Dari kampus kampus ke televisi televisi dan juga keliling Indonesia untuk menyebarkan motivasi positip ke jutaan anak muda. Sama seperti Novel Laskar Pelangi, Negeri 5 Menara pun akan difilmkan. Namun lama ditunggu kabar ini tak juga menemui titik terang, Namun intinya “sedang dalam proses” begitulah. Lama ditunggu justru buku kedua dari trilogy ini yang mucul duluan. Ranah 3 Warna adalah buku lanjutan dari Negeri 5 Menara, bercerita tentang alif yang telah lulus dari pondok madani dan berjuang untuk kuliah dan keluar negri. Tidak memakan waktu lama buku ini pun meraih predikat Best Seller Nasional sama seperti buku pendahulunya.
Setelah
lama dinantikan akhirnya akhir februari kemarin (2012) muncul juga
iklan Negeri 5 Menara segera rilis di biaoskop. Tepatnya tanggal 1
Maret 2012 Negeri 5 Menara akan tayang di bioskop bioskop Indonesia.
Tak sabar rasanya ingin segera menyaksikan perjalanan dan perjuangan
Alif dipondok madani selama 4 tahun fersi filmnya. Setelah mengatur
rencana yang sempat mundur beberapa kali akhirnya terlaksana juga
nonton bareng Negeri 5 Menara sama temen temen. Deg degan juga rasanya
menantikannya, walaupun nontonnya tidak pas tanggal 1 Maret sich.
Film Negeri 5 Menara dibintangi oleh beberapa artis kenamaan, seperti
ikang fauzi, andika pratama dan yang lainnya. Tak terasa 2 jam lebih
menahan dingin AC sembari menikmati film ini. Terkekeh serta tertegun
saat melihat plot plot konflik difilm ini. Namun layaknya Novel lain
yang diangkat ke layar lebar, tentunya Film Negeri 5 Menara memiliki
beberapa perbedaan dengan novelnya.
Well
mungki sebagai pengalaman pertama novelnya diangkat kelayar lebar,
saat pembuatan A Fuadi tidak terlalu “mendekte” tentang bagaimana
Novelnya difilmkan. Yaah jika dibilang seperti kejadian Habiburrahman
El Shirazy saat Ayat ayat Cinta diangkat ke layar lebar. Terlalu
banyak hal hal krusial yang diubah, dihilangkan dan juga ditambahkan
dalam filmnya. Perubahan yang menurut pribadi saya sendiri cukup
disanyangkan dalam film Negeri 5 Menara ini antara lain :
- “Pondak madani” yang tidak muncul sebagai alternative “melarikan diri” Alif yang tidak mau sekolah jalur agama seperti yang amaknya minta. Disini dari amal sang amak telah menekankan alif untuk melanjutkan sekolah ke Pondok Madani, hal tersebut menurut saya agak mengurangi konflik batin (yang disampaikan secara tersirat kepada penonton) di dalam diri alif
- Berkurangnya “Keangkeran” aturan di pondok serta keseraman Tyson dan kekakuan KP (Kantor Pengasuhan) membuat tantangan kehidupan keras ala pondok kurang tersalurkan ke penonton. Juga kesakralan ujian dan perjuangan keras para murid dalam mempersiapkan ujian. Hal ini membuat adrenalin para penonton kurang terpacu.
- Tidak ada hidangan special sambah hanrohan dan kurang cantiknya sosok sarah (hehe) juga kurang gregetnya guru/ustad pengejar serta kiai Rais, juga tidak ada pertandingan keramat para pengajar VS PM seleksion juga pertandingan memperebutkan Piala paling prestisius di PM
- Klimaks Nergi 5 Menara adalah saat pementasan oleh alif Cs. Namun perjuangan persiapan sebelum pentasnyalah yang membuat kurang nendang ending dari movie ini.
Tak
ubahnya movie lain yang berasal dari Novel, faktor waktulah yang
menjadi kendala utama untuk menyajikan movie yang semirip Novelnya.
Namun lebih dari perbedaan yang disayangkan diatas, film Negeri 5
Menara cukup layak untuk ditonton. Walaupun titlenya harus sedikit
direfisi. Sama seperti movie Ayat ayat cinta, movie Negeri 5 Menara
lebih tepat dikatakan “terinspirasi dari Novel Best seller Negri 5
Menara” bukan “Diangkat Dari Novel Negeri 5 Menara”
Well
setelah Ranah 3 Warna yang kabarnya juga akan segera difilmkan kini
hanya ada 1 pertanyan tersisa yaiti “Apa judul novel terakhir dari
Trilogi ini dan kapan akan terbit?” Well sangat pantas untuk
dinantikan dan layak ditunggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar