Senin, 23 Juli 2012

Seperti apa kita?

Suatu hari, seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Menurutnya setiapkali satu masalah selesai timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya kedapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya diata api. Setelah air dipanci tersebut mendidih ia menaruh wortel dipanci pertama, telur dipanci kedua dan bubuk kopi dipanci terkhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata apa apa.
Si ana bungkam sambil menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit berselang sang ayah mematikan api. Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya dimangkuk, mengangkat telur dan meletakkannyaa dimangkuk yang lain dan menuangkan kopi dimangkuk yang lainnya.
Lalu berkata pada anaknya “Apa yang kau lihat nak?”
“wortel matang, telur rebus dan kopi” Jawab anaknya
Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur lalu memecahkannya. Setelah membuang kulitnya ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras. Terakhir ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum sambil memejamkan mata saat mencicipi kopi dengan aroma dan rasa yang khas.
Setelah itu si anak bertanya, “Apa arti semua ini ayah?”
Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah mengalami “kesulitan” yang sama. Melalui proses perebusan dengan suhu yang sama dan jangka waktu yang sama pula. Namun ketiganya menunjukkan hasil yang berbeda.
Wortel sebelum direbuk keras, kuat dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus menjadi lunak dan lembut. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isi telur yang berwujud cairan. Namun setelah direbus isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada dalam rebusan air bubuk kopi mampu mengubah warna, rasa dan aroma air yang ada.
“Ketika kesulitan mendatangimu bagaimana kau menghadapinya? Apakah kau wortel, telur atau kopi?” Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu wortel yang kalihatannya kera, tetapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan kemu menyerah, mejadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.
Apakah kamu telur? Yang awalnya memiliki hati lembut, dengan jiwa yang dinamis, namun setelah didera dengan ujian dan kesulitan hatmu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama tak berubah, tetapi apakah didalam diri kamu menjadi pahit dank eras dengan jiwa dan hati yang kaku?
Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan untuk mencapai rasa yang maksimal pada suhu 100° C. ketika air mencapai suhu terpanas kapi terasa semakin nikmat.
Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk kamua akan menjadi sekain baik dan mengubah sekitarmu menjadi baik.
So Yang manakah kamu
 dikutip dari buku 30 hari mencari jati diri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar