Senin, 08 Juli 2013

Cerita Islami "Pohon Yang Kikir"


Di sebuah desa, terdapat sebuah taman yang sangat indah. Di taman itu terdapat banyak tumbuhan yang beraneka ragam dan sangat cantik rupanya seperti melati mawar anggrek, kenanga dan tumbuhan hijau lainnya. Di taman itu juga terdapat pohon besar yang punya banyak cabang serta daun yang sangat lebat, serta memiliki bayangan yang sangat rindang dan membuat nyaman siapa saja yang berada dibawahnya. Namun sayang pohon ini sangat kikir, dia tidak mau membagi bayangannya kepada tanaman lain di taman tersebut. Bayangannya yang rindang itu selalu menaungi dirinya sendiri, dia membiarkan tumbuhan lain di taman itu kepanasan karena sinar matahari. Sehingga bunga dan tumbuhan lain disekitarnya menjadi layu dan kekeringan.


“Pohon bagi donk bayanganmu kepada kami, agar kami tidak kepanasan terus” kata bunga
“kenapa aku harus membagi bayanganku kepada kalian, kalau mau pakai bayangan sendiri lah” jawab pohon
“tapi kan kami pendek sedangkan kau sudah diberi kelebihan oleh ALLAH, jadi apa salahnya membantu kami” balik bunga
“suka suka aku lah mau menaruh bayanganku kemana, bayangan juga bayanganku” balas pohon
Dia berpikir bahwa nikmat yang diberikan oleh ALLAH berupa cabang yang banyak, dedaunan yang lebat dan subur serta bayangan yang rindang bebas ia atur semaunya. Tentu saja kekikiran pohon tersebut tidak disukai oleh ALLAH.

(saat latihan or gladi resik)
 
Dalam Al Quran surat At Taubahayat 76 ALLAH SWT berfirman yang artinya :Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran).
Juga pada surat Ibrahim ayat 7 :Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengkufuri (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
Maka ALLAH pun marah terhadap pohon tersebut, namun karena ALLAH maha pengasih dan penyayang, ALLAH tidak langsung menghukum pohon ini, ALLAH berencana membuat pohon tersebut menyadari kesalahannya dan bertobat. Maka saat musim hujan tiba ALLAH memerintahkan awan hujan untuk tidak meneteskan satu tetespun air hujan di sekitar pohon tersebut.
 Entah sudah berapa minggu pohon ini tidak mendapatkan air dari tetesan hujan, daun daunnya yang dulu lebat satu persatu berguguran. Merasa diperlakukan tidak adil oleh awan, pohon pun protes
“eh awan kamu kok kejam sih, kenapa kamu tidak mau memberiku hujan walauhanya setetas. Kau melanggar perintah ALLAH ya” kata pohon kepada awan
“Justru aku mentaati perintah ALLAH, Dia memerintahkanku untuk tidak memberimu air hujan walau setetes pun” jawab awan kepada pohon
“kenapa ALLAH begitu tidak adil padaku? “ Tanya pohon
“Engkau kufur akan nikmat ALLAH! Kamu juga tidak mau berbagi sekedar bayanganmu kepada tumbuhan lain. ALLAH memerintahkanku untuk tidak memberimu hujan hingga engkau membagi adil bayangan kepada tanaman ditaman ini”
Pada saat itulah pohon sadar selama ini dia telah berbuat aniaya pada teman temannya disekitar taman, dia telah kikir terhadap nikmat ALLAH, bahkan bayangannya pun tak mau dia bagikan, padahal selama ini begitu banyak nikmat ALLAH yang diberikan kepadanya. Dia terus berfikir bagaimana caranya agar dia dapat berbagi kepada tanaman lain, bukan hanya untuk dirinya sendiri. Lebih dari pada mengharapkan hujan, dia berniat membagi bayangannya untuk menebus kesalahannya dimasa lalu dan dengan mengharapkan ridho ALLAH.

(saa, it's show time)
Pagi menjelang siang, matahari pun kembali mengeluarkan terik panasnya. Dan saat sinar mentari ini mengenai tubuh sang pohon, dia memanjangkan bayangannya membelakangi arah sinar matahari. Semakin siang, matahari semakin meninggi, dia terus menggerakkan bayangannya mengikuti arah datangnya cahaya, sehingga membuat tanaman lain yang ada di sekitarnya terlindungi oleh bayangannya. Tanaman yang berada di sekitarnya pun merasa sejuk, dan dapat bertahan hidup. Hingga akhirnya sore pun datang bayangan sang pohon telah berada di timur, mengikuti cahaya mentari.
Di akhir hari sang pohon berdoa “Ya ALLAH aku telah berusaha untuk membagi bayanganku secara adil dengan mengikuti arah datangnya matahari. Semoga dengan ini Engkau mau mengampuni dosaku dan merahmatiku”
Mendengar kesungguhan pohon, ALLAH pun memaafkannya.
Hingga hari berikutnya saat awan hujan datang sang pohon telah mendapat curahan hujan sama seperti tumbuhan yang lainnya, dan awan mengabarkan bahwa ALLAH telah memaafkan kesalahan pohon atas kufurnikmatnya….

 (sebenarnya penampilan terbagus cuman sayang kalah sound sama nasyid jadinya nggak kedengeran)

diambil dari majalah Bobo dengan memeras ingatan ingatan lama(dengan banyak modifikasi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar