Minggu, 27 Januari 2013

Melambangkan rasa syukur dengan aktifitas Kufur

         24 Januari 2013, tanggal ini tercetak dengan tinta berbeda warna dibanding tanggal tanggal lainnya. Yeah, walau tanggal yang ditulis dengan tinta merah(hari minggu dan libur nasional) dalam tanggalan Indonesia jumlahnya agak ramai, namun "untungnya" masih golongan minoritas. Okey back to "24-01-2013" tanggal ini bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal tahun 1434 Hijriyah. Dimana pada tanggal tersebut merupakan tanggal kelahiran Rosulullah SAW sekitar 14 abad yang silam.
          Hampir diseluruh dunia menyelenggarakan acara khusus untuk memperingati kelahiran Rosulullah SAW. Bentuknya pun macam macam diberbagai belahan bumi. Kegiatan kegiatan Islam untuk berbagai kalangan hadir dengan maraknya. Untuk kalangan dewasa, tersaji kajian kajian keislaman tentang materi ataupun tentang siroh nabawiah dipandu dengan ustad ustad dengan gaya bermacam macam. Tak mau kalah acara untuk anak seperti lomba lomba yang sangat meriah pun marak pada minggu minggu ini. Kerjasama dan silaturahmi terjalin dengan apik guna menunjang keberhasilan acara acara tersebut. Sungguh sebuah acara yang sarat makna dan penuh barokah. InsyaALLAH.
         Namun, disisi lain banyak juga terselenggara acara acara kufur yang berkedok memperingati kelahiran Rosulullah SAW yang mulia. Acara ini bahkan tak kalah meriah dan tak kalah marak dengan acara acara yang telah disebutkan diatas. Yah seperti berjalan sejajar dan beriringan, bahkan seringkali acara ini sudah disiapkan dengan sangat matang dan apik. Di Indonesia beragam acara acara seperti ini terselenggara diberbagai tempat, khususnya dai pulau jawa. Acara yang pada permulaannya digunakan sebagai wujud syukur, telah digeser maknanya menjadi acara mencari peruntungan. Kita tentu mengenal acara seperti arak arak gunungan dimana gunungan itu terdiri dari erbagai majam hasil bumi yang nanti pada puncak acara akan diperebutkan untuk warga/penonton. atau acara gunungan apem, arak kerbau bule, jamas kereta dan acara kecil kecil lainnya tersebar di mana mana. kemashuran acara tersebut bahkan sudah tersebar hingga penjuru negri ini, tak jarang diantara peserta yang mengikuti acara tersebut tempat tinggalnya berada puluhan kilometer dari tempat acara. Banyak orang yang menyempatkan hadir/mengikuti acara itu hanya untuk menmperoleh berkah dari benda benda yang dapat mereka rain, meskipun untuk menuju ke tempat acara membutuhkan perjalanan yang tidak sebentar, mungkin bisa beberapa hari. Sunggug sebuah ironi yang dahsyat, terlebih lagi disalah satu koran lokal yang saya baca, ada sebuah daerah yang menyelenggarakan acara tersebut, dimana para penyelenggaranya merupakan orang orang pesantren ditempat tersebut, ironi diatas ironi. Padahal barokah, rejeki itu datang langsung dari ALLAH SWT, dan jika kita percaya karena mendapatkan benda benda dari suatu acara(atau karena sudah didokan atau disakralkan karena langka/berusia ratusan tahun) merupakan hal syirik, dan syirik adalah disa terbesar yang tidak diampuni ALLAH SWT. ALLAH juga telah mengatakan "berdoalah kalian kepadaKu maka akan kukabulkan". Maka apakah pare peserta acara itu bukan orang Islam? tidak sebagian besar mereka adalah Islam, lalu apakah mereka tidak belajar Al Quran? well mempelajari Al Quran adalah sebuah makna yang luas, namun bisa jadi diantara mereka tidak sedikit juga orang orang yang terpelajar. Lalu kenapa mereka masih mengikuti acara seperti itu, mungkin jawabannya adalah karena mereka tidak aplikatif. Dalam pengetahuan pun mereka tidak aplikatif apalagi dalam hal agama, mereka masih terkungkung dengan doktrin doktrin lama yang membatasi tanpa sadar mereka sedang digiring untuk berbuat syirik.
       well bukan bermaksud untuk menolak budaya, namun marilah kita lebih cerdas lagi dalam menjalani kehidupan ini. Ada budaya yang memang pantas kita pertahankan ada yang harus diganti atau dialihkanke arah Islam, karena sangat tipisnya hal yang membatasi syirik atau tidak sebuah budaya itu maka pandai pandailah menata hati. marilah kita ubah sebuah stetment "Sya Islam, tetapi Saya (suku dengan budaya tertentu)". Menjadi stetmen "Saya(suku dengan budaya tertentu) namun  Saya Islam.

2 komentar:

  1. kebiasaan terkungkung dengan adat yang tak semestinya dipertahankan

    BalasHapus
  2. nama bloq Q brow
    klinik games
    By Aep

    BalasHapus